Selasa, 04 April 2017

Resensi Film Chernobyl Diaries


Film : Chernobyl Diaries
Produser : Oren Peli, Brian Witten, Bardley Parker
Sutradara : Bardley Parker
Pemeran : Olivia Taylor Dudley, Nathan Philips, Jesse McCartney, Jonathan Sadowski, Dimitri Diatchenko, Devin Kelley, Ingrid Bolso Bardel
Durasi : 86 menit
Genre : Thriller
Rilis : 25 Mei 2012

Chernobyl, lokasi reactor nuklir milik Ukraina (dahulu Uni Soviet) yang mengguncang dunia diakhir tahun 70/80-an. Reactor nuklir ini terletak di kota Pripyat, sebuah kota yang saat ini tak berpenghuni. Tak seorang pun tinggal di sana sebab radiasi yang mengganggu. Begitulah kira-kira pemandangan tentang Chernobyl dan kota Pripyat yang diperlihatkan film ini.
Christopher (Jesse McCartney), Natalie (Olivia Taylor Dudley)dan Amanda (Devin Kelley) melakukan perjalanan untuk mengunjungi kakak kandung Christopher yang tinggal di ibukota Ukraina, Kiev. Perjalanan mereka menyenangkan. Mereka menyempatkan diri mengunjungi beberapa kota cantik seperti Paris dan London sebelum sampai di Kiev.
Paul (Jonathan Sadowski), kakak kandung Christopher menyambut hangat kunjungan sang adik beserta teman-temannya. Kepada sang adik, ia mengaku tak ingin pulang ke Amerika. Kehangatan kota Kiev yang menjadi salah satu kota terindah di dataran Eropa ini membuat Paul tak ingin kembali, ia menitipkan salam rindu pada ayah dan ibunya melalui sang adik, Christopher.
Christopher berniat melamar Natalie sang kekasih ketika mereka mencapai Moskow. Hal ini ia uangkapkan pada sang kakak di malam pertama mereka di Kiev. Paul memiliki sebuah rencana yang gila, yaitu mengunjungi kota Pripyat menggunakan jasa seorang pemandu wisata ekstrem bernama Uri. Ia mengajak Christopher, Natalie beserta Amanda untuk turut serta. Perbincangan yang cukup alot awalnya terjadi, tetapi akhirnya Christopher mengikuti keinginan sang kakak.
Bersama mereka, bergabung pasangan muda yang tengah berbulan madu di Ukraina, Michael (Nathan Philips) dan Zoe (Ingrid Bolso Berdal). Wisata ekstrem dimulai. Perjalanan menuju Pripyat ditutup, tidak bisa melalui jalur utama. Bukan Uri namanya apabila tak memiliki jalan lain untuk menuju Pripyat, mereka –dipimpin Uri- menyusuri hutan-hutan sebelum akhirnya sampai di Pripyat, kota para pekerja Chernobyl.
Wisata ekstrem awalnya berjalan sesuai rencana. Mereka berfoto, berkeliling, melihat benda-benda, melihat gedung-gedung hingga matahari hampir terbenam. Uri (Dimitri Diatchenko) meminta mereka untuk segera masuk ke mobil Van miliknya ketika pteang menjelang, dan wisata ekstrem akan segera berakhir. Malang nasib mereka malam itu, kabel busi mobil Van milik Uri terputus. Mobil Van itu tidak dapat menyala. Uri memperingatkan semua orang tentang keadaan Pripyat di malam hari yang akan dipenuhi oleh binatang-binatang buas.
Ketika mereka tangah asyik bercengkrama di dalam Van, tiba terdengar suara jeritan bayi. Uri yang khawatir dengan hal itu memutuskan untuk mengecek kondisi sekitar, kemudian Christopher yang mulai memaki-maki sang kakak kaena tak bisa meninggalkan Pripyat malam itu mengikuti langkah Uri. Suasana hening.
Tiba-tiba terdengar suara letupan senjata api dari arah Uri dan Christopher pergi, terdengar pula suara anjing menggonggong. Paul beserta Michael berlari ke arah suara letupan senjata api dan mendapati kondisi Christopher yang mengenaskan. Mereka membawa Christopher kembali ke Van.
Di malam kedua, gliran Christopher dan Natalie lah yang menghilang. Paul dan Amanda hanya mengira bahwa binatang buaslah penyebabnya. Paul, Amanda, Michael dan Zoe mencari keberadaan Christopher dan Natalie ke berbagai sudut kota Pripyat. Pemcarian mereka membuahkan hasil ketika Natalie berhasil ditemukan di sebuah ruangan. Jumlah mereka kini lima orang.
Ketegangan dalam film ini akan mengocok emosi penonton ketika satu persatu dari lima orang tersisa peserta wisata ekstreme Uri menghilang. Dimulai dengan Natalie, kemudian Michael, menyusul berikutnya Zoe. Saat Zoe akan menghilang, sosok mahluk itu mulai terlihat.
Film ini menyuguhkan ketegangan yang berujung pada kematian seluruh Peserta wisata ekstreme Uri. Ketegangan yang dikemas oleh sutradara Bardley Parker akan mengguncang emosi penonton terus menerus. Meski tidak seluruhnya menegangkan. Ketegangan dalam film ini sengaja dibuat tinggi sejak pertengahan hingga akhir agar penonton merasa puas. Film ini tidak menyisakan kisah yang akan membuat penonton bertanya-tanya karena kisah dalam film ini sendiri diakhiri dengan kematian Amanda, peserta terakhir yang tersisa dari wisata ekstreme Uri. 
Secara keseluruhan film ini layak untuk ditonton oleh siapapun yang ingin mengetahui bagaimana keadaan kota Pripyat dan reactor Chernobyl. Alur cerita yang disajikan dalam film ini penulis nilai akan cukup mengobati rasa rindu ‘ketegangan’, penikmat film, terutama bagi anda yang penikmat film thriller.
Meskipun tidak seperti film thriller kebanyakan yang menampilkan darah dalam alur ceritanya, Chernobyl Diaries penulis anggap dapat menambah referensi pencinta film semacam ini. selain itu, film ini memberikan pengetahuan tentang bagaimana salah satu musibah terbesar umat manusia itu terjadi serta apa akibatnya bagi manusia saat ini. Jadi, Selamat menonton.


Bandung, 16 Mei 2013

Bagikan

Jangan lewatkan

Resensi Film Chernobyl Diaries
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.