Nafas, apakah hal kecil ini dapat mempengaruhi
efektifitas komunikasi yang dilakukan? satu pertanyaan besar dari satu hal
kecil yang sering kita abaikan saat berkomunikasi.
Nafas, sejatinya adalah anugerah dari yang Maha
Kuasa. tanpa nafas seseorang dapat dipastikan kehilangan eksistensinya. Bukan
hanya sejenak, tetapi selama-lamanya. Nilai dari kegunaan nafas dalam kehidupan
sehari-hari sungguh tak ternilai. Setiap orang memiliki nafas, namun hanya
sedikit orang yang mensyukuri nafas yang mereka miliki.
Catatan ini hanya sebagai wacana. Penulis hanya
ingin menuangkan ide yang memberontak dalam pikirannya dan berbagi gagasan
dengan rekan-rekan pembaca melalui catatan fesbuk.
Nafas/bau mulut memang hal kecil, kegiatan yang
sering bahkan sangat sering dilakukan. entah dalam komunikasi antar-personal,
intra-personal, kelompok kecil, bahkan komunikasi massa sekalipun (meski dalam
parktiknya, komunikator dalam komunikasi massa tidak dapat tercium bau nafasnya
oleh komunikan). Nafas, adalah elemen yang berpengaruh dalam komunikasi.
Efektifitas komunikasi sedikit banyaknya akan
dipengaruhi oleh nafas. Harum atau tidaknya nafas akan mempengaruhi sistim nilai komunikan saat menerima pesan
yang disampaikan oleh komunikator, terkhusus dalam komunikasi antar-pribadi. Mungkin
nafas dapat dimasukkan ke dalam noise dalam proses komunikasi antar
pribadi.
tatap muka dalam komunikasi antar pribadi akan
mendekatkan hidung komunikan pada komunikator. Biasanya proses ini dilakukan
dalam kegiatan konseling, penyuluhan, diskusi, bobogohan, bahkan menagih hutang
sekalipun. Semua yang disebutkan baru saja oleh penulis, di dalamnya terdapat
tatap muka, entah dekat atau jauh. Proses tatap muka inilah yang akhirnya
membuat membuat bau nafas/mulut tercium. Harum menetap, bau bisa pergi.
Pernah melihat iklan mulutmu harimaumu di
televisi?, setidaknya iklan itu mengatakan,"pasta gigi yang digunakan akan
mempengaruhi bau nafas yang berhembus dari mulut anda, maka gunakanlah pasta
gigi kami". Kutipan tersebut memang lebih bernada iklan, tetapi pesan yang
disampaikan dalam iklan pasta gigi itu setidaknya terdapat sedikit kebenaran
relatif tentang pasta gigi membuat nafas anda bau atau harum. Pasta gigi dan
obat kumur apa yang anda gunakan hari ini?
Selain elemen patos, logos dan etos yang dipaparkan
oleh Aristoteles beribu-ribu tahun lalu, efektifitas komunikasi dipengaruhi
oleh nafas? jawaban sementara dari penulis adalah, ya. Bau nafas yang keluar
saat berbicara-apalagi berhadapan-dengan lawan bicara akan membuka atau menutup
sistim nilai dari komunikan. Peserta, dapat menolak isi dari pesan yang
diberikan oleh komunikator jika ternyata ia mendapati si komunikator itu
bermulut/bernafas bau, dan sebaliknya jika nafasnya harum.
Maka, sedikit solusi yang dapat penulis berikan
adalah cek terlebih dahulu bau mulut/nafas anda saat hendak berkomunikasi,
bahkan dengan kekasih pembaca sekalipun. Mengecek bau mulut anda setidaknya
akan menambah sedikit kesempatan efektifitas komunikasi anda. satu lagi,
terlalu percaya diri tanpa mengecek apakah mulut anda bau atau tidak, penulis
nilai kurang bijak. bagaimana pun, harum mulut anda akan membuat lawan bicara
merasa nyaman dan semoga menerima pesan yang anda sampaikan. Mari cek bau mulut
anda sebelum berbicara!
Bagikan
Bau Mulut dan Efektifitas Komunikasi
4/
5
Oleh
Unknown