Senin, 24 April 2017

Ulasan Buku Fikih Jurnalistik


Buku                : Fikih Jurnalistik (Etika dan Kebebasan Pers Menurut Islam)
Penulis             : Faris Khoirul Anam
Penerbit          : Pustaka Al-Kautsar
Tebal               : 180 halaman
Harga              : Rp.20.000
Tahun Terbit   : Februari 2009

Massimo Moratti, Presiden sekaligus pemilik klub sepak bola Internazionale Milan memaparkan bahwa jurnalis saat ini sudah berlebihan dalam pemberitaan. Ini merupakan ungkapan kegeraman dan kekesalan pria yang dikenal sukses membawa Inter Milan menjadi juara Eropa tahun 2010 atas perilaku media-media italia melakukan pemberitaan tentang pergantian pelatih yang dapat memecah konsentrasi timnya.

Berangkat dari hal di atas, saya rasa anda patut membaca buku Fikih Jurnalistik karangan faris Khoirul Anam ini.

Faris Khoirul Anam adalah jurnalis bertarap nasional yang berdomisili di Jawa Timur, saat ini dia aktif mengajar di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Penulis buku Fikih Jurnalistik ini memulai petualangannya sebagai seorang jurnalis saat masih menimba ilmu di Universitas Yama, medio awal abad ini.

Faris memahami bahwa fikih bukan hanya ilmu yang mempelajarai tentang kegiatan ibadah/hubungan seseorang dengan Tuhannya dala proses ritual yang dilakukan sehari-hari. faris, penulis buku ini lebih memahami Fikih sebagai upaya seseorang untuk mencari tahu atau mengetahui sesuatu (Tafaqquh Fid Diyn). Bukan hanya sibuk mengurusi dan mempermasalahkan tentang ibadah.

Buku Fikih Jurnalistik berisikan kiat-kiat dan petunjuka yang menggambarkan bagaimana islam sebenarnya tidak hanya cocok untuk satu hal saja. Ajaran islam yang bersifat universal terbukti cocok dan relevan dengan kegiatan jurnalistik. Fikih jurnalistik memang tidak membahas semua poin yang terdapat dalam dunia jurnalistik. Penulis buku tersebut sengaja memilih poin-poin yang ia anggap penting untuk kemudian ia sejajarkan dengan pion-pion lain dalam ajaran islam.

Faris Khoirul Anam berusaha mengungkapkan gagasan-gagasannya dalam buku setebal 200 halaman ini. Di dalam buku ini, ia memaparkan berbagai hal dalam dunia jurnalistik, mulai dari persiapan mencari berita hingga KEJ (Kode Etik Jurnalistik) ia paparkan dan ia selaraskan dengan ajaran-ajaran islam.

Setiap butir-butir –dalam Kode Etik Jurnalistik- ia paparkan dengan sederhana, kemudian ia perlihatkan hubungannya dengan islam. Bukan hanya itu, proses pencarian berita yang dilarang dalam islam tak luput dari perhatian penulis buku ini, seperti dilarang menuduh perepempuan melakukan perbuatan zina padahal perempuan itu menjaga dirinya. Kemudian, terdapat butir-butir lian dalam buku ini yang dapat membantu pembaca memperluas pandangannya tentang dunia jurnalistik.

Upaya Faris dalam menumbuhkan kesadaran agar tidak lagi ada jurnalistik hitam dan jurnalisme anarkis tergambar jelas dalam buku ini. Menurut Faris, setiap jiwa jurnalis harus memiliki idealism tersendiri dan dalam bekerja haruslah memiliki standar dan cara yang benar dalam mengeksekusinya.

Buku ini memiliki nilai positif tersendiri. Faris telah memaparkan sisi lain yang mesti diperhatikan dan dijadikan tuntunan kerja oleh seorang jurnalis, baik yang sudah Professional maupun dalam tahap belajar seperti Mahasiswa. Buku karangan Faris Khoirul Anam, dapat menjadi bahan referensi bagi siapa saja.

Tiada gading yang tak retak. Begitu pula buku ini, buku yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar ini dinilai kurang memberikan penjelasan secara menyeluruh tentang kaitan kegiatan mencari berita dengan etika dalam islam. Meski begitu, buku ini patut dan layak untuk diberikan apresiasi. Jadi, selamat membaca…

Bagikan

Jangan lewatkan

Ulasan Buku Fikih Jurnalistik
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.