Manusia adalah mahluk sosial, setidaknya itulah
salah satu teori yang sering dikemukakan orang-orang dikelasku. Memang benar,
manusia adalah mahluk sosial yang harus bahkan membutuhkan teman untuk
menjalani hidupnya walaupun manusia mempunyai sifat mandiri yang tertanam dalam
dirinya.
Dalam kehidupan sosialnya, manusia tidak bisa
menghindari interaksi yang terjadi dengan sesamanya, meskipun sedikit.
Interaksi yang terjadi sering menimbulkan beberapa permasalahan yang komplek,
dan tak jarang menusia bergontok-gontokan satu sama lain karena hal itu.
Manusia yang secara lahiriah memiliki sifat
egois, selalu ingin menang sendiri dan tak peduli pada apa yang terjadi
terhadap sesamanya. Sifat egois ini terkadang menjadi kaca penyekat bagi setiap
manusia untuk menilai jenisnya dan memandang darimana mereka berasal tanpa
memandang apa yang ia lakukan. Egoisme inilah yang menjadi pemicu dari beberapa
permasalahan sosial yang sering terjadi sampai saat ini.
Sebenarnya, tidak perlu memandang darimana orang
itu berasal saat menilainya, tetapi penilaian akan terbentuk dengan sendirinya
saat interaksi antara kita dengan orang itu terjadi. Sisi baik seseorang akan
muncul, sisi buruk seseorang akan muncul begitu pula penilaian kita.
Saya kira tidak bijak bila kita menjustifikasi
seseorang itu buruk hanya dengan mengetahui darimana ia berasal dan agama apa
yang ia anut tanpa melihat sisi baiknya dalam masyarakat dimana ia tinggal. Ini
pikiran yang kerdil, sungguh pikiran yang sangat kerdil. Diceritakan dalam satu
kisah bahwa Rasulullah SAW pernah melepaskan seorang lelaki yang tidak beriman
sedang ia adalah tawanan perang kaum muslimin saat itu, beliau melakukannya
karena lelaki itu sering melakukan perbuatan yang baik pada sesamanya dan
berakhlak mulia. Rasulullah menyukai orang yang berbuat baik, tanpa memandang
ia berasal darimana dan beragama apa.
Kisah tersebut mencerminkan kalau ternyata pintu
kebaikan itu tidak terbuka hanya bagi orang yang beragama tertentu saja,
melainkan bagi setiap orang, tanpa melihat latar belakangnya. Jika cara pandang
kita sama seperti yang dicontohkan rasul, tentu takkan ada lagi sekat yang
memisahkan kita, dan tatkala sekat itu telah menghilang, bukankah dunia ini
menjadi indah???
Bagikan
Memandang Perilaku Seorang Manusia
4/
5
Oleh
Unknown