gambar via Unsplash by Mike wilson |
Libur telah tiba
Libur telah tiba
Hore! Hore!
Kenal
petikan lagu di atas? Petikan lagu di atas berisi keriangan saat liburan sudah
di depan mata, tercium baunya, terasa hawanya. Liburan, barangkali sesuatu yang
ditunggu banyak orang. Sulit dihitung dengan jari mahasiswa yang berpikir bahwa
liburan dapat kembali menyalakan bara di dalam dada mereka agar kembali
semangat menjalani kehidupan kuliah. Ini tidak salah. Bepergian ke pantai,
pegunungan, bermain air, menghirup udara sejuk ala pegunungan, bernyanyi di
antara api unggun, membakar ayam, dan hal menyenangkan lainnya yang menjadi
semacam agenda untuk mengisi waktu liburan, barangkali dapat menyalakan kembali
bara itu. Ada juga yang mengisinya dengan berkunjung ke rumah nenek, ikut les
gitar, belajar mengemudi, bahkan bekerja. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
mengisi waktu liburan. Namun, apa semua
hal itu dapat menjamin bara kembali menyala? Siapa tahu malah meletup seperti
petasan cabe, lalu padam.
Bara
semangat yang kita miliki tidak jarang berada pada titik paling rendah. Titik
ini membuat pemiliknya ogah-ogahan
melakukan sesuatu yang sepele seperti menaruh gelas di rak atau mencuci piring,
apalagi kuliah. Perasaan yang dialami ini tidak mengasyikkan sama sekali. Dunia
seolah berputar dalam slow motion
yang menjemukan. Kuliah menjadi hal mneyeramkan. Saat berada pada kondisi ogah-ogahan ini pelajaran yang bisa
didapatkan di kelas malah kabur entah kemana. Masa ogah-ogahan biasanya muncul di tengah semester, atau bahkan sejak
liburan usai dan semester baru hendak dimulai. Nah, jika sejak awal semester
baru sudah ogah-ogahan, apa ma uterus-terusan liburan?
Untuk memantik bara itu kembali
menyala dan mendapatkan pelajaran yang memang seharusnya didapatkan, liburan
memang sebuah alternatif, tapi tidak selamanya liburan dapat memantik kembali bara
di dada agar menyala lagi, maka barangkali cara lain yang perlu dilakukan
adalah mengingat kembali niat saat hendak kuliah, tujuan yang ingin dicapai dan
orang-orang yang berdiri di belakang kita. Ketiga perkara di atas tidak jauh
dari diri kita. Yang pertama dan kedua, semuanya terdapat di dalam diri kita.
Sedangkan yang ketiga, jaraknya bisa saja jauh, tapi secara emosional amat
dekat seperti keluarga, kekasih, teman, sahabat, guru, dosen, bahkan ibu kost.
Niat, ini hal paling mendasar dari
semua yang kita kerjakan setiap hari. Tanpa ini, perkara yang kita selesaikan
barangkali terasa hampa, kosong. Niat, barangkali beberapa patah kata yang kita
ucapkan, resapi, dan kita teguhkan dalam hati sebelum mengerjakan sesuatu,
seperti yang dilakukan sesaat sebelum beribadah. Mengingat niat kita,
barangkali akan membuat wajah kita terasa ditampar untuk kembali berusaha dan
berusaha, tentu mengingatnya bukan sekadar mengingat.
Tujuan
barangkali bisa sama dengan niat, tetapi yang saya maksud tujuan ini semacam
ingin menjadi siapa kita di hari depan. Seseorang di antara kita barangkali
ingin menjadi seorang guru, ia kuliah di jurusan pendidikan, dan mengalami
ogah-ogahan di tengah perkuliahannya. Ia harus mengingat bahwa dirinya ingin
menjadi guru, terlebih menjadi Pegawai Negeri Sipil, untuk itu ia perlu serius
belajar dan lulus. Ia harus mengingat ingin menjadi siapa dirinya dengan penuh
keseriusan.
Orang-orang
yang di belakang kita, adalah mereka yang berharga dan menghargai keberadaan
kita. Mereka ada untuk kita, dan kita untuk mereka. Saat bara kita meredep,
mengingt mereka barangkali dapat membuat bara itu tetap menyala, meski kecil,
terlebih berkobar besar. Sesekali, kita juga mesti menyempatkan membayangkan
orang-orang di belakang kita menampakkan beragam raut, seperti tersenyum,
murung, menangis, dan marah. Raut mana dari mereka yang membuat kita menunduk
dan membisu, maka jangan sampai mereka menampakkannya sebab oleh sikap ogah-ogahan kita dalam kuliah.
Ketiga
hal yang saya paparkan di dalam tulisan ini, barangkali dapat membantu kita
untuk tetap mempertahankan bara di dada dalam segala hal yang kita jalani,
terutama dalam perkuliahan. Bara semangat yang menyala saya pikir amat penting.
Tanpa itu, pelbagai perkara yang kita lakukan akan terasaseperti angina yang
ingin ditangkap dengan tangan kosong. Semoga, apa yang saya tulis ini dapat
membantu kita semua.
Bagikan
Ingat Tiga Perkara Agar Kuliah Tetap Membara
4/
5
Oleh
Unknown